GAZA – Sebuah ancaman baru yang sunyi namun mematikan kini merenggut nyawa anak-anak di Jalur Gaza. Di tengah agresi militer yang terus berlangsung, krisis kemanusiaan telah mencapai titik terburuknya, di mana anak-anak dilaporkan mulai meninggal dunia akibat malnutrisi parah dan kelaparan.
Dalam tiga hari terakhir saja, sebanyak 21 anak telah kehilangan nyawa karena kondisi tersebut. Informasi tragis ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya.
Ia melaporkan bahwa rumah sakit-rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza terus menerima gelombang pasien anak-anak yang menderita kekurangan gizi akut.
Kematian akibat kelaparan ini menjadi lapisan baru dari penderitaan warga Palestina. Pada Selasa (22/7/2025), dilaporkan 63 warga tewas akibat serangan militer, termasuk 26 orang yang sedang mencari bantuan makanan.
Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, total korban tewas sejak Oktober 2023 telah melampaui 59.106 jiwa, di mana lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.
Mengutip dari Al Jazeera pada Rabu (23/7/2025), Mohammed Abu Salmiya memperingatkan bahwa apa yang terjadi saat ini hanyalah permulaan dari bencana kelaparan yang lebih besar jika tidak ada intervensi segera.
“Kita sedang menuju angka kematian yang mengkhawatirkan akibat kelaparan yang menimpa rakyat Gaza,” ujarnya.